Februari 27, 2020

2

Jatuh
Pagi kembali tiba,jam wakerku berdering dan seperti biasa Amy sudah pergi mendahuluiku,aku keluar dari kamar dan disambut oleh daddy tidak seperti kemarin wajah daddy yang tampak kusuk namun pagi ini daddy tampak semangat dan terlihat fresh.
“Morning dad…you looking so happy ,today !”.
“Morning Sweety……hari ini daddy mendapat pesanan dari banyak pembeli, daddy harus segera menyediakan bunga pesanan mereka”
“Okay…..good luck dad”

Aku mengayuh sepedaku dengan pelan, udara pagi hari kuhirup dalam - dalam, dedaunan kuning yang berserakan di jalan menutupi sebagian aspal yang jarang dilalui kendaraan.

Dari arah yang tak jauh seorang wanita tua memunguti buah dan sayurannya yang jatuh berserakan dari paperbag yang dipegangnya, tubuh rentanya sedikit membungkuk untuk memunguti barangnya yang jatuh,sepedaku semakin mendekati wanita tua itu, aku menghentikan sepedaku kemudian mendekati wanita tua yang berdiri dekat dari rumah tuanya dan ternyata adalah Mrs.Tompson.
“Let me help you,Mrs.Thompson” ucapku sembari membantunya memunguti buah yang jatuh.

“Anne…?? Apa itu kau ?” Mrs.Thompson memperhatikan wajahku dengan dekat terlihat jelas kulit wajahnya yang begitu berkeriput dan matanya yang menyipit.

“Yes…I’am” ucapku sambil menaruh buah-buah ke paperbag miliknya

“Oohh....Aku sangat lemah sehingga menjatuhkan barang milikku sendiri” ucapnya sambil mencari-cari sesuatu di tanah.
“Apa ini yang kau cari? ini kunci rumahmu” kataku sambil memberikan kunci rumahnya.
“Thank you Anne,aku sangat merindukanmu, kenapa kau tidak mengunjungiku seperti kakakmu Amy ?”
“Im sorry Mrs.Thompson, aku berjanji akan selalu mengunjungimu” ucapku dengan nada menyesal.
“It’s okey…….sering-seringlah berkunjung ke rumahku, aku sangat kesepian dengan rumah tuaku” ucapnya sambil memegang bahuku

“Okey Mrs.Tompson,sekarang aku harus pergi”
Aku kembali menaiki sepedaku dan kemudian tersenyum padanya.
“Berhati-hatilah” ucapnya.
Aku mengayuh dengan kencang sepeda milikku dan akhirnya tiba di sekolah, segera kuparkir dan memasuki ruang kelasku. Saat aku memasuki kelas mereka semua melihatku, aku berjalan masuk dan melihat papan tulis yang bertuliskan “Gadis Berbahaya, jauhi Marianne” aku sontak terkejut, entah siapa yang melakukan hal bodoh seperti itu, dengan cepat,segera kuhapus tulisan itu


“Apa yang terjadi” ucap Cassy teman sebangkuku.
“I don’t Know, aku harap kau masih percaya denganku”
“Tentu saja, siapa yang mempercayai tulisan omong kosong seperti itu” ucap Cassy tersenyum.
“Aku hanya heran, siapa yang melakukan ini semua ?”
“Sudahlah..”ucap Cassy.
Jam pelajaran dimulai, hari ini lagi-lagi aku harus berhadapan dengan pelajaran sejarah yang dibawakan Mrs.Ellizabeth.
Saat pelajaran berlangsung Mrs.Greger sebagai kepala sekolah masuk ke kelas disaat kami sedang mengerjakan tugas yang diberikan Mrs.Ellizabeth.
“Im sorry Mrs.Ellizabeth, telah mengganggu waktu mengajarmu” ucap Mrs.Greger.
“No Problem Mrs.Greger, apa yang anda inginkan?”
“Saya akan memanggil seorang murid di kelas ini yang sudah berbuat kekacauan kemarin dan aku menerima laporan ini dari Allen”
“Im sorry Mrs.Greger, Allen penyebab masalah kemarin” aku sontak berdiri dan berusaha membela diri.
“Kau akan tetap kuproses Marianne, jelaskan semuanya di ruanganku” Mrs.Greger meninggalkan kelas dan aku segera keruangannya.
Aku melihat kekiri dan kekanan semua tampak melihatku dengan tatapan aneh, aku benar-benar benci tatapan itu.

***
“Marianne Tanner….Kau tau kesalahanmu kemarin mebuat sekolah kita terancam, Orang Tua Allen adalah donatur sekolah ini, kalau kau macam-macam dengan mereka,mereka bisa saja mencabut fasilitas yang mereka berikan” Ucap Mrs.Gregers sambil memperbaiki letak kacamatanya.
“Im sorry Mrs.Greger, tapi sikapnya sudah keterlaluan” ucapku membela diri.
“I know Marrianne…cobalah untuk menjaga emosimu, posisimu di sekolah ini masih bisa kupertahankan untuk kali ini,tapi kalau kau mengulanginya lagi kami akan mengeluarkanmu dari sekolah”
“I understand Mrs.Greger” ucapku dengan nada menyesal kemudian meninggalkan ruang kepala sekolah.
Ini benar-benar tidak adil, sekolah membela yang salah karena takut kehilangan donator yang membantu sekolah, yang harus kulakukan sekarang hanya diam ketika Allen menginjak-injak harga diri kami, ini benar-benar keterlaluan.

Jam sekolah berakhir, dari tadi aku tidak bertemu Amy maupun Lucy, aku sudah mencarinya ke kelas mereka, namun mungkin mereka sudah pulang mendahuluiku atau memang aku yang sangat lelet entahlah.




Aku mengambil sepedaku dan ….

“Argggg…!!!

 Sesuatu yang menusuk kaki kananku, benda yang sangat runcing telah menembus sepatu dan menusuk kakiku, aku melepas sepatu putihku yang penuh dengan darah yang bercucuran.
.
“Siapa yang menaruh banyak paku runcing didekat sepedaku” kataku dengan kesal.

Aku tidak tau harus berbuat apa sekarang, aku duduk disamping sepedaku sambil menahan rasa sakit, aku menutupi lukaku dengan telapak tangan namun darahnya masih terus bercucuran, pandanganku kabur lagi, hal yang sering terjadi padaku namun aku tidak mengharapkan hal ini disaat bersamaan dengan kakiku yang luka.

Aku mencoba untuk tetap kuat, kepalaku terasa berat dan sangat sakit,tidak pernah kurasakan sesakit ini sebelumnya,aku mendorong sepedaku sambil menyeret kakiku yang sangat sakit,kini darahnya menimbulkan bercak pada dedaunan kering di jalanan.


Sekolah telah jauh kulalui kini hanya ada aku sendiri di jalan yang sepi ini,sakit kepalaku semakin menjadi-jadi,”Ohh God aku ingin segera cepat sampai ke rumah: kataku dalam hati dan kurasakan badanku mulai melemah dan jatuh tergeletak di jalan……(pingsan).

You Might Also Like

0 komentar